Makalah Kelahiran Prematur | Golongan Kelompok Prematur | Penyebab Bayi Prematur | Tanda dan Gejalanya | Penyakit Pada Bayi Prematur..!!

Pada postingan kali ini penulis akan melanjutkan Pembahasan Makalah Kelahiran Prematur yang telah dibahas sebelumnya yaitu mengenai Golongan Kelompok Prematur, Penyebab Bayi Prematur, Tanda dan Gejalanya,  yang mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah silaturahmi dan mau membaca artikel tulisan yang ada di Adin blog's ini.
LANJUTAN PEMBAHASAN
2.2 Pembahasan
2.2.1 Golongan Kelompok Prematur
Menurut Usher dalam Wiknjosastro (2002: 775) mengatakan, “berdasarkan timbulnya bermacam-macam problematik pada derajat prematuritas menggolongkan bayi dalam tiga kelompok.”
a. Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi dengan masa kehamilan 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa kehamilan 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif (perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat yang canggih) agar dicapai hasil yang optimum.
b. Bayi prematur yang sedang (moderately premature): 31-36 minggu. Kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya dikemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan bayi ini harus betul-btul intensif.
c. Borderline premature : masa kehamilan 37-38 minggu. Bayi mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, aksn tetapi sering timbul problematik seperti yang dialami bayi premature, misalnya sindroma gangguan pernafasan, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingg bayi ini harus diawasi dengan seksama.
2.2.2 Penyebab Bayi Prematur
Beberapa faktor penyebab akan menambah keadaan permaturitas antara lain:
A. Faktor Ibu
1. Kehamilan
a) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Ibu pernah mengalami abortus (keguguran) atau kelahiran prematur sebelumnya.
b) Kehamilan ganda
Berat janin pada kehamilan ganda lebih ringan dibandingkan dengan berat janin kehamilan tunggal pada bulan yang sama. “Sebanyak 10% pasien dengan partus prerterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.” (Wiknjosastro 2002:314)
c) Kelainan uterus
Lemahnya bagian bawah rahim atau disekitar mulut rahim (serviks) sehingga rahim akan terbuka pada usia kehamilan sebelum 38 minggu.
d) Perdarahan antepartum
Menurut Saifuddin, dkk., (2000:160) mengatakan, “perdarahan anterpatum adalah perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan”. Menyebabkan anemia dan syok sehingga keadaan ibu memburuk, terjadi gangguan ke plasenta menyebabkan janin anemia dan syok intrauterin. Intrauterin merupakan kematian yang terjadi pada usia kehamilan 20 minggu ketika bayi sudah mencapai 500 gram atau lebih menurut Nasdaldy dalam Yulianti (2010:226). Walaupun janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat bayi lahir rendah.
e) Hidramnion
Keadaan dimana banyaknya air ketuban melebihi 2000cc. Hidramnion beresiko tinggi pada kehamilan karena membahayakan ibu dan anak.
f) Umur
Ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) secara fisik dan emosional belum matang dan juga masih tergantung kepada orang lain. Ibu yang berusia 40 tahun juga berpotensi mengalami kelahiran prematur karena keadaan badan dan kesehatannya sudah mulai menurun.
g) Jarak kehamilan yang terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kuran baik. Ibu yang melahirkan dengan jarak yang berdekatan dapat meningkatkan resiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
h) Malnutrisi
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil. Gizi buruk saat hamil kontribusinya besar terhadap kelahiran prematur. Ibu hamil dengan gizi buruk juga sulit melahirkan normal karena kondisinya cenderung lemah dan kurang tenaga untuk melahirkan normal.
i) Trauma
Trauma yang ditimbulkan akibat kecelakaan ataupun kekerasan selama masa kehamilan akan memicu si ibu untuk melahirkan secara prematur. Air ketuban akan pecah bahkan belum si bayi berkembang sempurna dan siap dilahirkan.
j) Infeksi
Infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini akan naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya, bayi lahir cepat.
k) Stress
Stress menyerang langsung ke pikiran. Jika pikirannya stress anggota tubuhnya pun akan terganggu. Semua yang melekat di tubuh di kendalikan oleh pikiran, termasuk juga kandungan.
l) Kelainan Rh
“Sebelum ditemukan anti D immunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih bisa terjadi.” (Wiknjosastro,2002:313)
2. Keadaan medis
a. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting kelahiran dan kematian neonatal (baru lahir).
b. Perkembangan janin terhambat
“Perkembangan janin terhambat (intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.” (Wiknjosastro,2002:313)
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta yang normal pada rahim sebelum janin lahir menurut Sudraji dalam Wiknjosastro (2002:376). “Terlepasnya plasenta akan merangsang terjadinya kelahiran premature, meskipun sebagian besar (65%) terjadi pada aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta, maka kemungkinan terulang menjadi besar yaitu 11%.” (Wiknjosastro,2002:313)
d. Plasenta previa
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen-bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalur lahir menurut Sudraji dalam Wiknjosastro (2002:365).
“Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan prematur akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia (kekurangan oksigen menyebabkan sel gagal melakukan metabolism secara efektif).” (Wiknjosastro,2002:313)
e. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umunya gula darah dapat dikendalikan.” (Wiknjosastro,2002:314)
f. Kelainan rhesus
“Sebelum ditemukan anti D immunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih bisa terjadi.” (Wiknjosastro,2002:313)
B. Faktor Janin
1. Cacat bawaan
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
2. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi. Menurut Yulianti dan Ai Yeyeh Rukiyah (2010:230) mengatakan, ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Disebabkan oleh berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
3. Hidramnion (kelebihan cairan ketuban)
Keadaan dimana banyaknya air ketuban melebihi 2000cc. Hidramnion beresiko tinggi pada kehamilan karena membahayakan ibu dan anak.
4. Kehamilan gan
Berat janin pada kehamilan ganda lebih ringan dibandingkan dengan berat janin kehamilan tunggal pada bulan yang sama. “Sebanyak 10% pasien dengan partus prerterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.” (Wiknjosastro,2002:314)
C. Sosial ekonomi
1. Tidak melakukan perawatan prenatal
2. Status sosial ekonomi rendah. Karena keadaan sosial rendah, maka tidak melakukan perwatan prenatal untuk mengetahui keadaan janin.
3. Malnutrisi. Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil. Gizi buruk saat hamil kontribusinya besar terhadap kelahiran prematur. Ibu hamil dengan gizi buruk juga sulit melahirkan normal karena kondisinya cenderung lemah dan kurang tenaga untuk melahirkan normal.
4. Kehamilan remaja. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa.
D. Faktor gaya hidup
1. Kebiasaan merokok. Merokok selama masa kehamilan berbahaya karena masa kehamilan merupakan masa perkembangan janin. Seorang ibu perokok dapat melahirkan bayi prematur atau dengan berat lahir rendah, penyakit pernafasan dan penyakit lainnya.
2. Kenaikan berat badan selama hamil kurang
3. Penyalahgunaan narkoba. Peningkatan penggunaan obat-obatan telah mengakibatkan makin tingginya insiden kelahiran premature, BBLR, defek kongenital, ketidakmampuan belajar, dan gejala putus obat pada janin.
4. Alkohol. Penggunaan alkohol selama masa hamil dikaitkan dengan keguguran (aborsi spontan), retardasi mental, BBLR dan sindrom alkohol janin.
2.2.3 Tanda dan Gejala
Tanda-tanda kelahiran prematur, yaitu:
Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung,
Kram perut, dengan atau tanpa diare,
Pendarahan vagina
Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong kebawah.
Keluar air atau cairan lainnya melalui vagina.
2.2.4 Penyakit pada bayi prematur
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas, diantaranya:
A. Sindrom distres pernafasan
Disebut juga penyakit membrane hialin, karena pada stadium akhir akan terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru.
Penyakit membran hialin terjadi pada bayi prematur dengan berat badan 1000 - 2000 gram atau masa gestasi 30 - 36 minggu. Jarang ditemukan pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram. Sering disertai dengan riwayat asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat bayi pada akhir kehamilan. Tanda gangguan pernafasan mulai tampak dalam 6 - 8 jam pertama setelah lahir dan gejala yang karakteristik mulai terlihat pada umur 24 - 72 jam. Bila keadaan membaik, gejala akan menghilang pada akhir minggu pertama.
B. Pneumonia aspirasi
Disebabkan karena refleks menelan dan batuk pada bayi prematur belum sempurna.
C. Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral
Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membrane hialin di paru-paru.
D. Retinopathy of Prematurity (ROP)
ROP adalah penyakit atau gangguan perkembangan pembuluh darah retina pada bayi yang lahir premature dan saat ini ROP merupakan penyebab kebutaan tertinggi pada anak anak di Amerika Serikat dan salah satu penyebab utama kebutaan pada anak di seluruh dunia.

E. Fibroplasia retrolental
Keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen, yang berlebihan.
F. Hiperbilirubinemia
Disebabkan karena fungsi hati pada bayi premature belum matang. Bayi prematur memiliki tingkat bilirubin yang tinggi, sehingga mengembangkan penyakit kuning.
G. Hipotermia
Menurut Rachma dalam Wiknjosastro (2002: 778) mengatakan, “bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown fat).”
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Kelahiran prematur terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, dan berat janin kurang dari 2500 gram.
Kesulitan utama dalam persalinan prematur adalah perawatannya, karena semakin muda usia kehamilannya maka semakin besar morbiditas dan mortalitas.
Bayi prematur dibagi menjadi 3 golongangn, yaitu bayi yang sangat prematur (extremely premature), bayi prematur yang sedang (moderately premature), dan borderline premature.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kelahiran prematur adalah faktor ibu, faktor janin, faktor sosial ekononi, faktor gaya hidup, dan tidak diketahui.
Kondisi yang menimbulkan kelahiran prematur antara lain hipertensi, perkembangan janin terhambat, solusio plasenta, plasenta previa, kelainan rhesus, diabetes.
3.2 Saran
Dalam upaya menurunkan nilai morbiditas dan mortalitas kelahiran prematur ada beberapa saran dari penulis yang dapat di ikuti, diantaranya:
Bagi ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara teratur agar mengetahui keadaan janinnya.
Bagi petugas kesehatan diharapkan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang fakto-faktor kelahiran prematur, untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak.
REFERENSI :
  • Dewi, K. 2009. Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir Prematur. [Online] Tersedia: http://asuhankeperawatanpadabayibarulah.blogspot.com/. [25 Oktober 2013]
  • Limawal, Ferdy. 2010. Bayi Prematur dan Permasalahannya. [Online]. Tersedia: http://www.omnihospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?id_post=24. [25 Oktober 2013]
  • Mochtar, R (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta: Kedokteran EGC.
  • Saifuddin, A.B. et al (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
  • Wiknjosastro, H. et al (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
  • Yulianti, L. dan Rukiyah, A.Y. (2010). Asuhan Kebidanan 4. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Artikel Pembahasan Terkait :

Pengunjung