Makalah Rantai Makanan | Aliran Energi dan Materi | Pengertian Rantai Makanan dan Jaringan Makanan | Perbedaan dan Mekanisme Rantai Makanan dan Jaringan Makanan | Macam-Macam Siklus Energi..!!

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam ini banyak berbagai macam makhluk hidup. Setiap makhluk hidup satu dengan lainnya tidak dapat hidup masing-masing, melainkan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dapat berupa hubungan merugikan saling menguntungkan.
Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan komunitas lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa aliran energi ini, komponen ekosistem, khususnya komponen biotik, memiliki tiga peran dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen dan dekomposer. Penyusun utama produsen dalam suatu ekosistem, khususnya di daratan adalah tumbuhan. Organisme ini mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian rantai makanan?
2. Apa perbedaan rantai makanan dengan jaringan makanan?
3. Bagaimana mekanisme jaringan makanan?
C. Tujuan Makalah
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian rantai makanan
2. Mengetahui perbedaan rantai makanan dan jaringan makanan
3. Mengetahui bagaimana mekanisme jaringan makanan
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka atau kajian literature dari berbagai sumber baik media tulisan dari buku maupun dari internet. Sumber yang lebih relevan, penulis gunakan sebagai bahan analisis teori penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian rantai makanan dan jaringan makanan.
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Baik dalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan, terdapat beberapa istilah yang harus kita kita ketahui yakni :
a. Produsen
Merupakan kelompok pertama dari rantai makanan yang biasanya terdiri atas tumbuh-tumbuhan hijau, yang mengkonversi sebagian energi dari matahari (melalui fotosintesis) melalui molekul-molekul organik yang digunakan dan disimpan dalam jaringannya. Pada ekosistem air, produsen utamanya adalah alga, sering dalam bentuk uniseluler yang membentuk fitoplankton.
b. Konsumen
Merupakan hewan-hewan yang memakan tumbuhan hijau dan juga yang memakan satu sama lain. Konsumen primer adalah herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan produsen primer. Konsumen sekunder memakan konsumen primer, dan diikuti oleh konsumen tersier, kuartener, dan seterusnya dalam rantai makanan.
c. Dekomposer (pengurai)
Terdiri atas bakteri, jamur (fungi), tumbuhan atau hewan yang memakan organisme mati dan melepaskan zat-zat organik yang dihasilkan dari organisme itu ke rantai makanan.
Pada uraian sebelumnya tentang rantai makanan, dijelaskan bahwa setiap organisme seakan-akan hanya memakan atau dimakan oleh satu organisme lain saja. Hal yang sebenarnya terjadi adalah dalam suatu ekosistem tidaklah demikian. Tiap organisme mungkin memakan atau dimakan lebih dari satu organisme dalam satu rantai makanan yang sama atau makan dari rantai makanan lain. Ini biasanya terjadi pada hewan karnivora taraf trofi tinggi.
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web). Jaring- jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.
Menurut Prawirohartono (2004: 126), dalam ekosistem terdapat banyak rantai makanan yang saling bertautan sehin ga membentuk suatu jaring-jaring makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungaan.
Menurut Kurniawan dkk, jaring-jaring makanan adalah bentukan dari banyak rantai makanan yang saling berhubungan (2008: 226). Ekosistem yang terdiri atas banyak rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan.
Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem.
Dalam suatu ekosistem terdapat dua faktor yaitu faktor biotik dan abiotik. Pada suatu ekosistem faktor-faktor biotik ada yang disebut dengan produsen, konsumen tingkat satu, konsumen tingkat dua, konsumen tingkat tiga, dan seterusnya sampai dengan konsumen tingkat puncak. Yang termasuk produsen yaitu semua jenis tumbuhan yang mempunyai klorofil baik pada tingkat monoseluler (fitoplankton) maupun yang polyseluler (tumbuhan tinggi). jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian produsen yaitu tumbuhan yang mampu membuat zat-zat organik dari bahan-bahan anorganik dari hasil fotosintesis (bantuan energi cahaya matahari).
Konsumen tingkat satu biasa disebut herbivora (pemakan tumbuhan) yaitu yang langsung memakan produsen . pada konsumen tingkat ini, benar-benar menggunakan energi kimia dari hasil fotosintesis. Macam-macam hewan konsumen tingkat satu yaitu diantaranya kambing, marmut,sapi,kelinci, belalang,ulat, dan sebagainya.
Konsumen tingkat dua yang disebut dengan karnivora (pemakan daging) yaitu konsumen yang memakan konsumen tingkat satu. Energi kimia yang ada pada konsumen pertama ada pada otot/daging berupa protein ataupun lemak. Demikian seperti itu sampai dengan konsumen tingkat puncak.
Apabila kita amati disini terjadi suatu peralihan energi sesuai dengan hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak dapat dimusnahkan tetapi akan berubah bentuknya. Energi mataharipun dirubah menjadi energi kimia (amilum/zat tepung) oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis amilum dirubah oleh konsumen tingkat satu menjadi protein dan lemak dalam optot/daging. Begitupun seterusnya sampai pada konsumen puncak.
Produsen =è konsumen I =èkonsumen II =èKonsumen III (Tumbhan hijau)
Aliran energi ini biasanya juga dibuat dalam suatu bentuk rantai/aliran makan dalam suatu bentuk rantai/aliran makan memakan dalam dalam satu garis yang dikenal dengan rantai makanan, dan ingat dalam menentukan rantai makanan pun tanda penahnya harus benar. Contoh rantai makanan.
Rumput =èbelalang =èayam =èmusang =èular
Dalam rantai makanan ini konsumen puncaknya adalah ular, jadi kita tidak dapat menentukan jenis konsumen puncak tanpa menunjukan rantai makanannya, sebab konsumen puncak bisa berbeda-beda. Demikian pula untuk konsumen tingkat satu, dua, tiga dan seterusnya tidak dapat ditentukan tanpa melihat dari rantai makanan yang terjadinya.
B. Perbedaan Rantai Makanan dan Jaringan Makanan.
Rantai makanan adalah peristiwa makan-memakan yang digambarkan dalam bentuk linear. Rantai makanan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Rantai makanan perumput. Contoh: Daun --> Ulat --> Burung--> Elang
2. Rantai makanan detritus. Contoh: Detritus (fragmen bangkai hewan/tumbuhan)--> Belatung--> Katak--> Ular tanah.
Jaring-jaring makanan adalah peristiwa makan-memakan dimana organisme heterotrof tidak hanya memakan satu jenis organisme saja.
C. Mekanisme Rantai Makanan dan Jaringan Makanan.
Pada rantai makanan terdapat tingkatan/urutan organisme. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan (autotrof) adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, yang terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya sampai organisme mati dan diurai oleh dekomposer. Hasil rombakan dari dekomposer dapat dipergunakan kembali oleh organisme autotrof.
Berdasarkan jenis mata rantai pertamanya maka rantai makanan dapat dibedakan atas dua yakni tipe rantai makanan perumput dan tipe makanan detritus. Dua jenis rantai makanan ini bisa terdapat dalam satu populasi atau beberapa populasi dalam suatu ekosistem.
D. Siklus Energi
1. Siklus oksigen
Energi kimia dari konsumen tingkat satu, konsumen tingkat dua,tingkat tiga, dan seterusnya. Sisa-sisanya digunakan oleh mikroorganisme yang disebut bakteri dan jamur dalam proses pembusukan. Zat-zat dibumi ini ada yang berupa gas, berupa air ataupun berbentuk padat, semua zat-zat tersebut mengalami suatu siklus sehingga tidak ada yang hilang, melainkan berubah bentuk.
Oksigen di atmosfer bumi kurang lebih 20% ini duganakan untuk kebutuhan seluruh makhluk hidup yang ada di darat maupun yang hidup di air. Dalam proses pernafasan oksigen berfungsi sebagai penerima terakhir untuk elektron yang dilepaskan dari atom-atom karbon pada makanan pada saat tumbuhan berfotosintesis, tumbuhan menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan ini dilepaskan ke udara dan ada juga yang larut dengan air. Oksigen ini digunakan oleh tumbuhan, hewan dan manusia untuk bernapas. Penggunaan oksigen ini baik di tumbuhan maupun pada hewan dan manusia terjadi pada sel tubuh tepatnya pada mitokondria untuk proses penghasilan energi.
Zat sampah dari proses pembakaran berupa karbon dioksida dikeluarkan lagi kelingkungan. CO2 di alam bergabung dengan CO2 dari aktifitas lain dan karbondioksida ini digunakan lagi oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis kembali. Demikianlah terus berulang-ulang siklus tersebut selama ada tumbuhan berklorofil CO2 terus diubah menjadi oksigen.
Untuk setiap molekul oksigen yang digunakan dalam respirasi seluler dilepaskan satu molekul karbondioksida. Sebaliknya untuk setiap karbondioksida yang diambil dalam peristiwa fotosintesis, dibebaskan satu molekul oksigen.
2. Siklus nitrogen
Unsur nitrogen di udara paling banyak mencapai 79%. Nitrogen dibutuhkan makhluk hidup untuk pembentukan protein tetapi nitrogen yang diperlukan makhluk hidup bukan dalam unsur tapi harus dalam bentuk senyawa.
3. Siklus sulfur
Di udara banyak mengandung sulfur dari hasil pembakaran /aktivitas individu. Sulfur di atmosfer ini terbawa hujan ke tanah dan air. Sulfur yang ada di tanah ini diserap oleh tumbuhan, tumbuhan dimakan oleh hewan, sehingga menjadi protein dalam otot. Protein ini mengalami pembusukan oleh bakteri, sehingga senyawa H2S dan SO4 kembali lagi ke tanah.2 daur ini disebut daur dalam. Tapi apabila SO2 dan SO4 yang ada di atmosfer ini terbawa hujan dan menguap lagi ke atmosfer maka itu yang disebut daur luar.
4. Siklus posfor
Posfor diperoleh dari hasil pengikisan batuan di tanah. Posfor dibutuhkan makhluk hidup dalam jumlah sedikit tetapi bersifat mutlak. Posfor diperlukan dalam DNA sebagai bahan genetik. Dalam daur kecil posfor yang terdapat pada bahan organik (misal; sisa tumbuhan dan kotoran hewan) membusuk lalu diambil oleh tumbuhan melalui akar dan terbentuk kembali menjadi bahan anorganik. Hal ini terjadi pada rantai makanan. Posfor tidak dapat menguap, tapi posfor yang ada dilautan masuk kedalam tubuh siput, atau ikan kecil, ikan kecil ini dimakan burung laut dan burung laut ini membuang kotorannya di darat lalu kotoran ini diserap tumbuhan dan masuk pada rantai makanan darat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Rantai makanan adalah kegiatan makan-memakan antara organisme yang di dalamnya terjadi perpindahan materi atau energi
2) Berdasarkan jenis mata rantai pertamanya, rantai makanan dibedakan atas dua tipe yaitu rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.
3) Jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem.
4) Dalam suatu ekosistem terjadi interaksi dan kesalingtergantungan antar organisme guna kelangsungan hidupnya.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini para mahasiswa mengerti tentang pengertian rantai makanan dan jaring-jaring makanan,perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan, Mekanisme Rantai Makanan dan Jaringan Makanan. Juga dapat menjadi penambah pengetahuan tentang pendidikan lingkungan hidup di SD.
DAFTAR PUSTAKA
  • Campbell, Reece & Simon. (2007). Essential Biology. San Fransisco. Pearson.
  • Fried, George H & George J. Hademenos. (2005). Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga.
  • Kurniawan, Arif dkk. (2008). Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan”. Jawa Tengah. Hamudha Prima Media Publishing.
  • Nurjahnih, Mimih dkk. (2007). Pendidikan Lingkungan SD. Bandung. Upi Press.
  • Prawirohartono, Slamet. (2003). Sains Biologi I Untuk SMP Kelas I. Jakarta. Bumi Aksara.
  • Winatasasmita, Djamhur & Sukarno. (1997). Biologi 1 : Untuk Sekolah Menegah Umum Kelas I. Jakarta. Balai Pustaka.

Pengunjung